Faktor
Pembentuk Tanah
Dalam pandangan Ilmu Tanah, tanah jauh
lebih kompleks dari sekedar bahan di alam yang merupakan hasil pelapukan dari
batuan (rock). Tanah tersusun dari komponen organik dan
komponen anorganik dalam berbagai tahapan dekomposisi dan disintegrasi, berbagai macam gas, dan juga air. Tanah juga mengandung berbagai macam organisme baik
mikro, meso maupun makro dalam jumlah yang banyak.
Tanah merupakan bahan alam yang terbentuk melalui proses pembentukan tanah (pedogenesis) dalam waktu yang sangat lama. Proses pembentukan
tanah tersebut dikendalikan oleh LIMA FAKTOR PEMBENTUK TANAH, yaitu Bahan Induk
(parent material), Iklim (Climate), Organisme (Organism), Timbulan (Relief),
dan Waktu (Time) , yang dirumuskan dalam fungsi sebagai berikut:
Soil
(s) = f(p,cl,o,r,t,...) ................................ Jenny (1941)
p = parent material
cl = climate
o = organism
r = relief
t =
time
Dalam
kenyataannya kelima faktor tersebut bersifat saling mempengaruhi satu sama lain
atau ada interdependensi antar faktor, misalnya antara organisme dan iklim.
Bahan
Induk Tanah
Mineral-mineral
batuan mempunyai keragaman dalam ketahanannya terhadap pelapukan, sehingga
mineralogi bahan induk akan sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah,
selain itu mineralogi dari bahan induk akan mempengaruhi tipe produk pelapukan
dan komposisi mineral dari tanah. Komposisi elemen dari bahan induk akan
berpengaruh terhadap kesuburan kimia tanah. Tidak hanya kimia dan komposisi
mineral bahan induk yang mempengaruhi perkembangan tanah, sifat fisika juga
penting. Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas
permeabilitas air yang akan mempengaruhi perkembangan tanah
Misalnya
tanah-tanah yang berkembang dari batu kapur (limestone) biasanya mempunyai pH
yang tinggi, mempunyai mineral lempung smectite dan derajat kejenuhan basa (base
saturation) yang tinggi , sedangkan tanah yang berkembang dari batu pasir (sandstone)
dan granit biasanya mempunyai kemasaman yang rendah dan derajat kejenuhan basa
yang rendah.
Iklim
Faktor
yang sangat berpengaruh atas pembentukan tanah. Beberapa pengaruh iklim atas
tanah dapat dicontohkan sebagai berikut :
Suhu
dan kelembaban menyebabkan perbedaan dalam pelapukan (weathering) dan pelindian
(leaching).
Angin
mendistribusikan pasir dan partikel lainnya terutama di daerah iklim arid.
Jumlah, intensitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi pembentukan
tanah.
Perubahan
suhu musiman dan harian mempengaruhi kelembeban, aktifitas biologi, laju reaksi
kimia dan tipe vegetasi.
Iklim
berpengaruh langsung terhadap pembentukan tanah melalui suhu dan curah hujan,
dan secara tidak langsung melalui pengaruhnya atas vegetasi (organisme) dan berinterkasi
dengan bentuk lahan (relief) dalam mempengaruhi hubungan air dan tanah.
Pengaruh langsung suhu dan curah hujan
Air
merupakan komponen yang sangat penting dalam semua proses pelapukan kimia dan
fisika. Input curah hujan ke dalam tanah mempunyai pengaruh yang besar atas
perkembangan tanah melalui pelapukan dan pelindian dari produk pelapukan. Laju
pelapukan juga secara kuat bergantung kepada suhu. Setiap kenaikan 10oC,
laju reaksi kimia dalam pelapukan akan meningkat 2 atau 3 kali.
Pengaruh tidak langsung
Biasanya
dijumpai hubungan yang kuat antara iklim dan kandungan humus tanah, oleh karena
pengaruh dari iklim atas produksi biomas dan laju dekomposisi seresah tanaman
dan bahan organik tanah lainnya.
Curah
hujan akan mempengaruhi produktifitas vegetasi. Suhu berpengaruh atas laju
dekomposisi bahan organik, sehingga sehingga kandungan humus yang tinggi
biasanya ditemukan pada daerah iklim lembab dan sejuk.
Iklim
panas, baik kering maupun lembab cenderung menyebabkan kandungan humus yang
rendah
Organisme
Organisme
mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan tanah dengan berbagai macam
cara
Penyebaran
flora dan fauna tergantung sebagian besar kepada iklim, topografi, dan pengaruh
bahan induk. Pengaruh organisme sulit dipisahkan dari pengaruh lainnya.
Tetapi,
pengaruh vegetasi tampak dalam perbedaan bahan organik antara hutan dan padang
rumput. Pada hutan, input BO terbanyak pada permukaan tanah (mor humus), sedang
pada rumput, penambahan BO juga terjadi pada tanah bawah dan tercampur dengan
bahan mineral tanah (mull humus) oleh aktifitas fauna tanah
Pengaruh
aktifitas manusia atas pembentukan dan perkembangan tanah, misalnya: pembukaan
hutan untuk pertanian dapat menghilangkan humus, input pengapuran dan pupuk
sebaliknya panen mengangkut hara dari dalam tanah serta drainasi dan irigasi yang
dapat merubah kelembaban tanah
Relief
Ada
3 jalur utama pengaruh relief atas pembentukan tanah:
a.
pengaruh kelerengan atas jeluk tanah
b.
modifikasi pengaruh iklim
c. mempengaruhi
hubungan kelembaban
Waktu
Pelapukan
dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap
awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada
bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga
membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu
keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar